Di tengah hiruk pikuk duniawi yang seringkali membuat penat, rasa-rasanya ingin sekali berlibur dengan bermain Judi Online Uang Asli sambil mengunjungi destinasi wisata yang didambakan adalah sebuah solusi yang bisa kita ambil untuk menghibur diri atau sekedar menjaga kewarasan dalam menjalani kehidupan. Berbagai destinasi wisata pun mulai menjalar memasuki rongga pikiran. Jauh atau dekat, mahal atau murah, lokal ataupun interlokal semuanya sama, tak ada bedanya. Selama tujuan sebuah liburan sudah dikukuhkan sejak awal.
Tapi ya namanya manusia, ada beberapa dari mereka yang menempatkan gengsi sebagai raja. Mereka pun mulai memikirkan destinasi-destinasi yang sedang hits dan populer. Biasanya mereka mencari tahu dan menelusuri destinasi-destinasi wisata yang sudah terpampang jelas di layar lebar atau sekedar layar kaca rumah tetangganya. Hal ini mereka lakukan agar tak disebut Slot Gacor orang ketinggalan ketika berkumpul dengan teman-temannya yang juga sama ‘pintarnya’ dengan dirinya. Nah, manusia-manusia seperti ini lah yang terkadang berdampak buruk bagi destinasi wisata itu sendiri. Maka dari itu, berikut dijabarkan beberapa destinasi yang rusak oleh mereka si ‘korban film’,
1.Maya Bay Beach

‘F*ck Hollywood’, mungkin itu adalah slogan sehari-hari para warga sekitar Pantai Maya Bay yang berada di Negara Thailand ini. Pantai yang begitu eksotis ini seketika menjadi populer di seluruh penjuru dunia setelah perilisan film The Beach yang mengambil gambar untuk salah satu adegannya di pantai ini. Orang-orang dari seluruh penjuru dunia pun berbondong-bondong mengunjunginya.
Sepertinya, manusia+manusia=sampah adalah rumus yang relevan untuk kasus ini.
2.Ranu Kumbolo

Danau yang berada pada rute pendakian Puncak Gunung Semeru ini sangat-sangat disakralkan oleh warga lokal. Kecaman pun pernah dilontarkan oleh mereka terhadap pihak produksi Film 5cm yang dalam salah satu adegannya memperlihatkan para aktor melompat berenang ke danau tersebut. Pihak film membela diri dengan mengatakan bahwa adegan tersebut sama sekali tidak dilakukan di danau Ranu Kumbolo. Namun tetap saja kita tahu hal tersebut bisa berbuntut pada hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak. Salah satu aktris di film tersebut juga sangat menyayangkan kotornya destinasi wisata Ranu Kumbolo akibat ulah para ‘korban film’ yang mengunjunginya setelah film tersebut populer.
Coba kita bayangkan perasaan warga lokal yang dari dulu sudah menjaganya tapi sekarang malah dirusak oleh para pendatang. Ditempat ini juga banyak bettor yang main judi joker gaming setiap malam sebagai hiburan agar tidak bosan ketika sedang berkemah disekitar danau.
3.Pantai Tanjung Tinggi

Pantai tempat Lintang dan kawan-kawan bermain ini juga sudah mulai diserang secara ganas oleh sampah-sampah yang ditinggalkan para ‘korban film’. Film Laskar Pelangi adalah salah satu penyebab populernya Pantai Tanjung Tinggi ini. Batu granit yang tidak kecil, pasirnya yang putih, dan pesona airnya yang jernih menjadi daya tarik tersendiri yang membuat orang-orang rela menempuh jarak jauh untuk mengunjunginya.
Ada kabar burung mengatakan bahwa Lintang dan kawan-kawan sudah tidak ingin bermain disini karena kotor.
4.Pantai Kuta

Pantai yang sudah menjadi andalan film-film bertema cinta ini, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Sampah plastik dan kertas yang berserakan betul-betul menganggu penglihatan. Padahal dulunya pantai ini menjadi primadona masayarakat Indonesia untuk dibangga-banggakan kepada warga negara lain.
Mungkin kini kita merasa malu setelah melihat Pantai Kuta Bali menjadi seperti itu. Jika tidak, kita berarti tidak punya.
Pada titik ini, menyalahkan si ‘korban film’ ataupun si pihak produksi film sepertinya adalah hal yang tidak akan bisa merubah apapun. Kesadaran tersendiri akan kebersihan dan rasa menjaga alam patutnya kita tumbuhkan sejak hari ini. Mungkin, di esok hari jika harus meningglkan sesuatu di destinasi wisata yang kita kunjungi, tinggalkanlah jejak yang baik seperti bercengkerama dan berhubungan baik dengan warga sekitar yang mengelola. Bantulah mereka menjaga alamnya, bijaklah dalam melakukan sesuatu ketika berada di kawasannya. Dan satu pesan yang musti diingat adalah,
‘Don’t believe the hype’.